Ratih Kumala dari Indonesia dan Veeraporn Nitiprapha dari Thailand adalah dua penulis perempuan yang menyalakan api suara perempuan lewat karya sastra. Lewat novel-novel mereka, keduanya menggali dinamika keluarga, identitas, dan eksistensi perempuan dalam masyarakat. Ratih dikenal lewat Gadis Kretek, yang telah meraih Chommanard Women’s Literary Award 2024 di Thailand dan masuk nominasi Kusala Sastra Khatulistiwa 2012, setelah sebelumnya memenangkan Tabularasa dari DKJ. Veeraporn mencuri perhatian lewat The Blind Earthworm in the Labyrinth, yang memenangkan S.E.A Write Award 2015. Buku ini mempertemukan dua dunia, dua suara, satu semangat yang sama: menyuarakan perempuan melalui sastra.
Salah satu keberhasilan gerakan feminis adalah lahirnya kaum perempuan terdidik yang diikuti oleh partisipasi kaum perempuan di berbagai lapangan di ranah publik, termasuk dunia kepenulisan karya sastra. Melalui karya-karya mereka, perempuan tidak hanya hadir sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek yang menyuarakan pengalaman, kegelisahan, dan perlawanan terhadap norma-norma yang mengekang. Sastra menjadi ruang alternatif bagi perempuan untuk menegosiasikan identitas, membongkar dominasi patriarki, serta membayangkan dunia yang lebih setara. Dalam konteks inilah, karya-karya Ratih Kumala dan Veeraporn Nitiprapha menjadi penting karena menawarkan perspektif perempuan yang kuat, jujur, dan penuh daya hidup dalam lanskap sastra kontemporer Asia Tenggara.








Ulasan
Belum ada ulasan.