Sebagai negara kolonial, literatur-literatur tentang Indonesia juga dibanjiri oleh peneliti-peneliti luar sehingga perspektif yang digunakan pun, meski tidak seluruhnya, bercorak stereotipikal. Potret era kolonial kini ditulis oleh pengarang pribumi dalam bentuk bahasa Madura.
Buku ini merupakan catatan perjalanan seorang pemuda Sumenep yang bekerja sebagai redaktur bahasa Madura di Commissie voor de Volkslectuur di Meester Cornelis, Batavia. Buku ini menyimpan informasi yang sangat kaya mengenai kehidupan di masa kolonial: riuhnya perkotaan, tempat-tempat pentingnya, kebiasaan orang-orang, hingga praktik-praktik kolonialisme itu sendiri dalam berbagai aspeknya. Semuanya itu ditulis dengan perspektif seorang Madura yang terpelajar.
Ulasan
Belum ada ulasan.